1. Fitriani Bancin, S.Tr.Keb, M.K.M;
2. Ricca Nophia Amra,SST,MKM;
3. Riana Angriani, S. S.T., M.K.M.
Editor: Dr. Elazhari, M.Si.
ISBN: 978-623-88666-6-3
Rp. 60.000,-
Gejala
klinis anemia dapat berupa lesu, lemah, pusing, mata berkunang-kunang, dan
wajah pucat. Faktor yang dapat menyebabkan anemia adalah perdarahan hebat,
kurangnya zat besi dalam tubuh, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin B12
dan C, penyakit malaria, infeksi cacing, leukemia, penyakit kronis, status
gizi, lamanya menstruasi, tingkat pendidikan orang tua, tingkat pengetahuan,
dan tingkat ekonomi. 2,3 Anemia merupakan masalah gizi di dunia. Berdasarkan
laporan World Health Organization/WHO menyatakan bahwa lebih dari 30% atau 2
milyar orang di dunia berstatus anemia.4 Prevalensi anemia di Indonesia, yaitu
21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 57% berumur
15-24 tahun.5 Data tersebut menunjukkan bahwa anemia merupakan masalah gizi
yang sering dialami oleh remaja.
Ketidakpatuhan
adalah perilaku dimana seseorang tidak menjalankan perjanjian atau kesepakatan
yang telah dibuat. Ketidakpatuhan tersebut mengakibatkan kefatalan atau
kegagalan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Suplemen
tablet tambah darah diberikan untuk menghindari remaja putri dari resiko
anemia. Konsumsi TTD sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan kepatuhan remaja
putri. Kesadaran merupakan faktor pendukung remaja putri untuk mengkonsumsi
secara baik.
Menurut asumsi penulis,
kebiasaan makan merupakan salah satu yang memengaruhi banyak hal, diantaranya
yaitu pendapatan orang tua, pendapatan orang tua merupakan peran yang sangat
penting agar keluarga dapat mengkonsumsi makanan yang sehat. Remaja biasanya
makan harus dengan masakan yang disukainya, jika tidak biasanya remaja tidak
makan, hal ini juga dapat mempengaruhi besar dana yang ada untuk membeli
makanan. Namun dari hasil Analisis yang di dapatkan dapat disimpulkan bahwa
pendapatan orang tua tidak mempengaruhi terjadinya anemia yang dialami oleh
remaja putri.